Israel Menerapkan hukum Kolektif

Pemerintah Israel sepertinya masih akan terus mempraktekkan hukuman kolektif bagi masyarakat Palestina. Otoritas kemanan Israel menghukum satu desa atau kota daerah pelaku penyerangan asal, dan  akan menangkap seluruh anggota famili dari masyarakat Palestina yang diduga sebagai pelaku penyerangan terhadap masyarakat atau aparat keamanan Israel.

Melansir Telesurtv di Senin (5/9), menjadi contoh penerapan aturan kolektif itu, polisi Israel dikabarkan berencana buat menangkap anak Fadi Faroukh, yg masih berusia 10 bulan. Faroukh dituding oleh otoritas keamanan Israel berusaha buat menyerang tentara Israel di kota Sair di Hebron pada November tahun kemudian. Dia ditembak mati di daerah sang tentara Israel. lemari asam lokal kualitas internasional

Berita mengenai penangkapan putri Faroukh disampaikan laki-laki  bernama Salih, yg tidak lain artinya ayah asal Faroukh. Salih berkata, tentara Israel sudah menyebakan goresan pena yang berisi peringatan mengenai penerapan hukum kolektif tersebut.

"Mereka (tentara Israel) mengancam buat menangkap putri Faroukh yg masih berusia 10 bulan, sebelum akhirnya mereka meniggalkan rumah Faroukh dengan meninggalkan sebuah peringatan," istilah Salih. Dia menambahkan, peringatan itu digantung tentara Israel pada setiap tempat tinggal   yg terdapat pada kota Sair.

Peringatan itu sendiri berbunyi, "menggunakan meningkatnya serangan yang berasal berasal daerah Anda terhadap warga  sipil, pasukan pertahanan serta pasukan keamanan Israel, kami akan mempertinggi upaya melawan teroris serta melawan siapapun yang terlibat pada aktivitas tadi".

Peristiwa tebaru pada kota Sair serta terhadap famili Faroukh terjadi hanya beberapa minggu sehabis Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman berkata kebijakan kontroversial "wortel dan  tongkat" terhadap masyarakat Palestina pada Tepi Barat yg diduduki.

Kebijakan ini akan menghasilkan Israel bisa menghukum secara kolektif desa-desa serta kota-kota asal pelaku penyerangan melalui mutilasi untuk kebutuhan dasar seperti air dan  listrik serta peningkatan serangan dan  pelecehan sang tentara.