Ketika Para Politisi Berbondong-bondong ke Pasar Ikan


JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai cara dilakukan para politisi hingga bakal calon pemimpin daerah untuk mendapat simpati atau dukungan masyarakat. Mereka antara lain mendatangi daerah atau warga yang sedang terbelit persoalan, seperti yang tengah dialami warga Pasar Ikan dan Kampung Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara.

Pasar Ikan merupakan daerah yang sudah ditertibkan Pemprov DKI, sementara Luar Batang saat ini masuk dalam rencana penertiban lanjutan.

Para politisi yang membawa nama lembaga atau partai hingga bakal calon pemimpin daerah berbondong-bondong datang ke dua daerah itu untuk menunjukkan rasa kepedulian terhadap warga.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, misalnya, pada April lalu mendatangi Masjid Luar Batang untuk melihat warga Pasar Ikan yang terdampak penertiban. Triwaksana mengakui, kedatangannya bukan merupakan bagian agenda dari DPRD, melainkan inisiatif dirinya beserta anggota dari Partai Keadilan Sejahtera atau PKS lainnya.

Pada saat itu, Triwaksana berjanji untuk segera memanggil pihak Pemprov DKI Jakarta guna meminta keterangan terkait penertiban di kawasan Pasar Ikan.

Selanjutnya, ada Sandiaga Salahuddin Uno atau lebih dikenal dengan Sandiaga Uno. Politisi Partai Gerindra yang sedang berupaya maju pada Pilkada DKI 2017 itu mendatangi Masjid Luar Batang untuk berziarah ke makam Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus.

Sandiaga sempat berkeliling Pasar Ikan untuk mendengar keluh kesah warga yang pada saat itu akan segera digusur oleh Pemprov DKI. Seorang perempuan menceritakan nasibnya sambil bercucuran air mata kepada Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memfasilitasi warga. Selain itu, pihaknya berencana memberikan pelatihan UKM bagi warga yang terkena penggusuran.

Sandiaga mengaku baru pertama kali datang ke Pasar Ikan maupun Masjid Luar Batang. Setelah penertiban, Sandiaga tak terlihat datang menemui warga yang terdampak penertiban.

Kemudian, ada Mischa Hasnaeni Moein yang menjuluki dirinya "Wanita Emas". Ia pernah mendatangi Pasar Ikan sebelum dilakukan penertiban. Dengan gaya khasnya, yaitu memakai kerudung putih dan sepatu kets, Hasnaeni mendatangi warga Pasar Ikan sehari sebelum Pemprov meratakan rumah warga. Hasnaeni sempat sesumbar jika dirinya akan membela warga Pasar Ikan dengan menyiapkan 700 pengacara tanpa dipungut biaya sepersen pun dari warga.

"Kalau diperlukan warga, kami akan sediakan 700 pengacara untuk mem-backup warga di sini," kata Hasnaeni kepada wartawan.

Namun, setelah pembongkaran sampai sekarang, Hasnaeni tak pernah lagi terlihat menginjakkan kakinya di Pasar Ikan. Janji 700 pengacara pun sampai saa ini tak pernah dia tepati.

Pasar Ikan selanjutnya kedatangan anggota Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya, yang juga politisi Partai Gokar. Tantowi datang ke Pasar Ikan untuk mendengarkan aspirasi warga.

Kedatangannya dimanfaatkan warga untuk menyampaikan antara lain soal sosialisasi penertiban, kebohongan birokrat setempat, kekerasan aparat, dan kesulitan proses pengurusan surat administrasi.

"Masalah yang paling besar setelah eksekusi adalah bantuan hukum. Nah, untuk inilah saya sebagai wakil Bapak dan Ibu sekalian menyatakan diri untuk bergabung memperkuat barisan bantuan hukum yang sudah ada," ujar Tantowi.

Tantowi sempat mendatangi tenda warga satu per satu untuk memberikan sumbangan bahan pokok.

Di puing reruntuhan Pasar Ikan juga tampak berkibar bendera Partai Gerindra dan PKS. Warga yang berada di sekitar Pasar Ikan tidak tahu siapa yang memasang dan kapan bendera tersebut dipasang.
- sepatu kets wanita 2017

Surplus Terus Menipis


Jakarta, Kompas - Surplus neraca perdagangan Indonesia terus menipis. Tahun 2006, surplus masih tercatat 49 persen, sementara tahun 2010 tinggal 14 persen. Impor yang terus membengkak membuat Indonesia makin bergantung pada produk asing. Derasnya impor juga mengancam deindustrialisasi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, tren kenaikan ekspor selama lima tahun terakhir hanya 9,6 persen per tahun, sedangkan impor 20,4 persen per tahun. Tren tersebut terus berlanjut di awal tahun 2011. Surplus perdagangan per Maret sebesar 1,81 miliar dollar AS, semakin menipis dibandingkan dengan bulan Februari yang masih berada di atas 2 miliar dollar AS.

Lonjakan impor terutama terjadi pada barang konsumsi atau produk manufaktur. Tahun ini, pada kuartal I, impor mainan anak- anak yang melonjak 61,5 persen. Lonjakan juga terjadi pada barang konsumsi sebesar 48,2 persen. Lonjakan tertinggi terjadi pada produk alas kaki, khususnya dari China. Pada Januari 2010, impor alas kaki tercatat 3,4 juta dollar AS, sementara Januari tahun ini tercatat 6,69 juta dollar AS.

Ketergantungan Indonesia pada produk impor juga terjadi pada garmen dengan lonjakan impor 45 persen, sepanjang kuartal I. Tak hanya itu, di sektor industri masih banyak juga yang bergantung pada bahan baku impor. Misalnya saja pada industri plastik, yang 40 persen bahan bakunya diimpor.

Derasnya keran impor mengancam deindustrialisasi. Kementerian Keuangan merilis pertumbuhan sektor industri pada kuartal I minus 1,2 persen. Meski data tersebut dibantah oleh Kementerian Perindustrian, beberapa asosiasi mengaku mulai terjadi peralihan dari sektor industri ke perdagangan.

”Sekitar 30 persen perajin sepatu beralih menjadi pedagang. Mereka lebih mudah menjual sepatu murah dari China daripada harus memproduksi sendiri,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Djimanto, Jumat (27/5).

Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, industri nonmigas selama kuartal I masih tumbuh 5,75 persen. Hanya sektor industri kayu dan hasil hutan yang pertumbuhannya minus 0,4 persen, pupuk kimia, dan barang karet minus 0,07 persen.

Dari segi kepemilikan sebagian besar industri manufaktur yang beroperasi di Indonesia juga dikuasai asing.

Menurut ekonom Universitas Gadjah Mada, Revrisond Baswir, perdagangan bebas telah membuat terpuruk. Indonesia makin bergantung pada produk impor, yang berdampak pada kebangkrutan industri dalam negeri.

”Sudah jelas Indonesia belum siap dengan perdagangan bebas,” katanya. (ENY)
- grosir sepatu murah online

Si Peramu Balsem yang Sukses Berbisnis Antibocor


KOMPAS.com - Keahlian mencampur bahan-bahan kimia yang dipelajari sejak kecil membuat Herman Moeliana sukses menciptakan produk inovatif Aquaproof. Produk cat antibocor ini menjadikannya berhasil membangun perusahaan manufaktur kimia sendiri.

Menuntaskan rasa penasaran bisa menjadi langkah awal ke tangga sukses. Tidak percaya? Herman Moeliana membuktikannya.

Berawal dari kebutuhan, ia sukses menciptakan produk cat antibocor merek Aquaproof. Meski saat ini banyak produk serupa, merek Aquaproof tetap tertancap di benak konsumen.

Pria berumur 66 tahun lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini membuat cat antibocor untuk menuntaskan rasa penasaran saat membetulkan atap rumahnya di kawasan Roxy, Jakarta Barat, yang bocor. Herman sengaja tidak memanggil tukang atau mengganti atap lama itu dengan atap baru. Ia berusaha mengatasi masalah dengan berinovasi menggunakan beberapa bahan kimia.

Langkah kecil itulah yang menjadi awal kesuksesan Herman. Kini, dengan bendera PT Inter Aneka Kimia Lestari, Herman memiliki pabrik manufaktur kimia seluas 600 hektare di Tangerang dengan kapasitas produksi 100 ton sebulan.

"Awalnya, Aquaproof hanya diproduksi 100 kilogram (kg) sebulan. Kini, produksi mencapai 2.000 ton setahun," katanya.

Sayang, penggemar golf ini enggan mengungkap labanya. Jika ditelusuri sejarahnya, ternyata, Herman memang telah mengenal beberapa bahan kimia sejak kecil. Pada umur delapan tahun, Herman cilik sudah bisa meramu bahan kimia menjadi aneka produk, seperti balsem dan minyak rambut. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, tahun 1945 ini memang telah membantu usaha ayahnya sejak kecil.

"Orang tua punya toko kebutuhan rumah tangga, dari balsem hingga bahan kue," katanya.

Sang ayah, yang cuma lulusan SD, mengajarinya meramu bahan-bahan yang kebanyakan adalah ekstrak tumbuh-tumbuhan. Karena menyukai pekerjaan itu, Herman jadi jatuh cinta kepada bahan kimia. Ia bertekad belajar bidang ini dengan kuliah di jurusan Teknik Kimia ITB meskipun sebetulnya sang ayah sempat melarang.

"Ayah menyuruh saya bekerja di toko saja lantaran tidak mampu membekali saya kuliah," katanya.

Sadar akan kemampuan keuangan keluarga, Herman kuliah sembari bekerja serabutan. Ia pernah menjadi penjual foto dan pembuat lencana. Semua ia lakukan agar bisa terus kuliah. Herman juga mengisi hari-hari di sela kuliahnya dengan bekerja di toko ayahnya dan bekerja sambilan lain.

"Setelah lulus, saya ingin mencari bekerja di perusahaan kimia multinasional," kata kakek lima cucu ini mengenang.

Jadi karyawan dan bos

Obsesinya kesampaian. Pada 1972, Herman bekerja di Imperial Chemical Industries (ICI), sebuah perusahaan asal Inggris. Selama tiga tahun menjadi tenaga penjual, ia pindah ke perusahaan kimia asal Jepang untuk menggali lebih banyak ilmu.

Tetapi, tidak sampai enam bulan, Herman memutuskan pindah lantaran merasa sudah memiliki cukup modal pengalaman dan relasi. Ia ingin berwiraswasta. Kebetulan, relasinya saat bekerja di ICI mengajaknya mendirikan perusahaan jual beli kimia dengan nama Linsi.

Sayang, perusahaan hasil kongsi empat orang itu hanya bertahan empat tahun. Sebagai direktur operasional, ia merasa tujuan dan perspektif bisnis para pendirinya tidak sama lagi.

"Saya ingin tidak sekadar trading barang," katanya.

Maka, pada 1980, dengan modal Rp 50 juta, Herman menggandeng tiga rekan baru membangun United Chemicals yang khusus menggarap bisnis jual beli bahan kimia dasar. Ia menjadi pemilik sekaligus tenaga pemasar.

"Karyawan saya cuma delapan orang, termasuk saya," katanya.

Ia sering membawa kendaraan perusahaan untuk menawarkan produk. Tahun 1983 menjadi tahun penting bagi Herman. Dengan modal uang sendiri, ia mendirikan PT Inter Aneka Kimia Lestari.

"Ini pabrik manufaktur kami yang pertama," katanya.

Perusahaan itu didirikan karena ia ingin mengembangkan bahan dasar kimia menjadi bahan yang langsung bisa digunakan produsen atau konsumen. Awalnya, Inter Aneka dibentuk untuk memproduksi cat antibocor merek Aquaproof yang ditemukan Herman. Ia mengaku membuat penelitian, percobaan, hingga perakitan mesin cat antibocor selama dua tahun.

"Saya mencoba dengan aspal, serat plastik, dan sebagainya, hingga akhirnya bisa menemukan komposisi bahan yang pas," katanya.

Ayah tiga anak ini rela naik turun genteng dan menunggu turun hujan untuk membuktikan keberhasilan ciptaannya. Kini, selain Aquaproof, perusahaan Herman memiliki puluhan produk pendukung bahan bangunan seperti pencampur semen merek Supercement, nat lantai atau keramik merek Supergrout, dan cat pelapis merek Hit Guard.

Ada pula beragam bahan kimia lainnya seperti pewarna plastik dan karet pelapis. Sebagian besar produk itu digunakan oleh pabrik-pabrik pembuat peralatan plastik, sepatu, dan sikat gigi.

"Ke depan, saya ingin terus menciptakan produk-produk yang bisa digunakan semakin banyak masyarakat dan ramah lingkungan," katanya. (Dian Pitaloka Saraswati)
- fume hood indonesia

Buang-buang Uang demi Kesehatan



KOMPAS.com - Sakit itu memang mahal. Tetapi, tanpa disadari Anda mungkin saat ini memiliki kebiasaan yang justru membuat uang terbuang percuma demi mendapatkan hidup sehat.

1. Bayar keanggotaan di gym yang tak terpakai
Jika Anda secara rutin datang berolahraga ke gym, mungkin uang Anda tak akan sia-sia. Yang sering terjadi adalah Anda sudah membayar lunas keanggotaan di gym tapi datang ke sana dua minggu sekali pun belum tentu.

Bila Anda ingin berolahraga secara rutin, ada banyak hal yang bisa kita lakukan, misalnya ikut komunitas olahraga yang sesuai minat, melakukan latihan yoga melalui DVD, atau berolahraga sendiri.

Anda juga bisa memanfaatkan kelas-kelas olahraga yang disediakan oleh kantor tempat Anda bekerja. Jika ada, manfaatkan pula tunjangan untuk menjadi member di gym atau tempat olahraga lainnya.

2. Minuman olahraga
Beberapa belas ribu rupiah untuk membeli sebotol minuman olahraga mungkin tak masalah buat Anda. Tetapi, jika intensitas olahraga Anda tergolong sedang (kurang dari sejam), yang Anda butuhkan sebenarnya hanyalah air putih, yang tentu saja gratis.

Anda tak perlu khawatir kekuarangan cairan elektrolit tubuh akibat olahraga. Sport drink atau minuman isotonik sebenarnya hanya diperlukan oleh mereka yang melakukan olahraga berat.

3. Pakaian berkualitas
Mereka yang sedang giat-giatnya berolahraga pasti tergoda untuk membeli pakaian olahraga berkualitas tinggi yang diklaim mampu menjaga kelembaban tubuh lebih baik. Harga dari pakaian olahraga ini relatif mahal.

Tetapi sebenarnya tak ada yang salah dengan "seragam standar" olahraga, yakni kaos oblong dan celana training. Penelitian bahkan menunjukkan pakaian olahraga berbahan poliester lebih membuat bakteri mudah berkembang biak jika tak segera dicuci setelah dipakai berolahraga.

Kendati begitu, untuk sepatu olahraga sebaiknya Anda tidak sembarangan. Sesuaikan jenis sepatu dengan jenis olahraga yang dilakukan.
- sepatu sport pria keren

Bisakah Sepatu Olahraga Dijadikan Investasi?




KOMPAS.com -- Minat masyarakat Indonesia terhadap sepasang sepatuolahraga (sneakers) ternyata telah menambahkan satu fungsi lagi terhadap produk mode ini, yaitu sebagai barang investasi.

Hal ini diungkapkan oleh Triangga, Founder Jakarta Sneaker Day, kepada Kompas.com, saat diwawancarai dalam acara Jakarta Sneaker Day 2017 di Senayan City Jakarta, Sabtu (28/1/2017).

“Sepatu sangat bisa untuk dijadikan sebuah investasi, misalnya saja harga ritel Rp 3 juta, kemudian terjual dengan harga Rp 100 juta, tentu itu sudah termasuk ke investasi,” ujar Triangga,

Dia melanjutkan, ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan harga sepasang sepatu melambung tinggi.

Salah satunya adalah banyaknya permintaan sepatu yang melebihi jumlah produksinya. Kemudian, bisa pula karena sebuah brand berkolaborasi dengan orang-orang ternama.

“Hal-hal ini tentu sangat berpengruh. Selain itu, sejarah dari sepatu itu juga bisa mempengaruhi dan membuat harga menjadi naik,” ucapnya.

Triangga lalu menjelaskan, dalam sepatu sendiri ada istilahnya Brand New in Box (BNIB) yang artinya masih baru dan belum dipakai sama sekali.

Lalu, Very Near Deadstock (VNDS) yang artinya sudah dipakai tetapi tidak sering, seperti halnya hanya digunakan untuk foto.

Menurut Triangga, sepatu yang sama sekali belum dipakai ini memiliki nilai yang lebih tinggi pada saat dijual nanti bila dibandingkan dengan sepatu yang sudah sering dipakai.

Ditambah lagi jika sepatu tersebut ternyata merupakan edisi terbatas atau sudah tidak dijual lagi, bisa dipastikan bahwa banyak orang akan berani membelinya dengan harga yang lebih mahal.
- sepatu sport pria original

A frustration, a dog a sea in Antartika Kawini a penguin


LONDON , Turns out can memanas in a cold climate. isolated island and a calm, a herd a dog a caught sea a sexual behavior does an extreme.

They recorded kamera when memaksa marries with sekelompok in one opportunity, more from one tail a dog a caught sea a contact does progessive a sex.

A behavior a herd a dog that sea direkam in a form a film and her detail diterbitkan in a journal Polar Biology . That problem possible a release happens as a form a taste a sexual frustration.

For some ilmuwan which records this episode, a sexual behavior a dog that sea bukanlah kejutan .

On a year 2006 , for her first time they melihat seekor a dog a sea bersenggama with seekor a penguin a king, in Marion Island , island A house for second spesies mentioned .

Always together a detail publishes that origin and berspekulasi that a contact a sex on when that possible behavior is a frustration by seekor a dog a sea berpengalaman way sexual, or behavior Aggressive, an action can also that only for afterward a sexual behavior becomes.

However, there is an origin just a rubber makes still ilmuwan feels that discovery dipublikasikan in a research berisi concerning " a penguin a king ( Aptenodytes patagonicus ) sexual pelecehan gets by sekelompok a dog a sea berbulu Antartika ( Arctocephalus Gazella ) ".
- african penguin

Polisi Pastikan Mayat Wanita di Pinggir Jalan Korban Pembunuhan


PEKALONGAN, KOMPAS.com - Polres Pekalongan, Jawa Tengah, memastikan mayat perempuan dengan luka parah di kepala yang tergeletak di pinggir jalan Desa Ponolawen, Kesesi, adalah korban pembunuhan.

Kabag Humas Polres Pekalongan, AKP Aries Tri Hartanto mengatakan, kesimpulan tersebut berdasarkan hasil otopsi yang menyebutkan bahwa korban tewas akibat benturan keras benda tumpul.

Selain itu, pada jenazah korban juga terdapat luka sayatan di bagian telinga serta adanya beberapa luka yang mengarah pada bekas kekerasan.

Baca juga: Mayat Wanita dengan Luka di Kepala Ditemukan di Pinggir Jalan

Setelah polisi melakukan olah TKP, korban diketahui bernama Sumarti (60), warga Desa Kesesi, Pekalongan.

"Saat ini kita masih proses lidik semoga pelakunya cepat tertangkap," kata Aries, Rabu (9/11/2016).

Aries melanjutkan, menurut keluarga korban, Sumarti pergi dari rumahnya pada Senin (7/11/2016) lalu, kemudian tidak pulang hingga keesokan harinya ditemukan meninggal dunia.

Sepeda motor yang dibawanya raib entah kemana.

"Motor pelaku tidak ada di lokasi, kita hanya menemukan helm dan sandal di lokasi kejadian," lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat perempuan ditemukan di pinggi jalan di Desa Ponolawen, Kesesi, Pekalongan, Selasa (8/11/2016).

Mayat perempuan bernama Sumarti (60), warga Kesesi, Kabupaten Pekalongan, ini ditemukan pertama kali oleh Sulistyo dan Samuji.

Saat itu Sulistyo hendak melaksanakan salat subuh. Dalam perjalanan ke masjid, ia melihat bercak darah berceceran di jalan.
- sepatu sandal wanita